Minggu, 14 Desember 2014

BAB 13 TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

  • PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PELAKU BISNIS

Tanggung jawab sosial pelaku bisnis atau lebih dikenal di dunia multinasional sebagai Corporate Sosial Responsibility (CSR) sampai saat ini belum memiliki pengertian tunggal. Berikut ini adalah beberapa pengertian CSR menurut lembaga bisnis international ataupun dari para pakar ekonomi bisnis:
1. Menurut Bank Dunia CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi berkelanjutan ekonomi pembangunan yang bekerja dengan karyawan atau perwakilan mereka, masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik untuk bisnis dan baik untuk pengembangan.
2. Menurut Organisasi Ekonomi Uni Eropa CSR adalah Konsep dimana perusahaanmengintegrasikan sosial dan lingkungan kekhawatiran dalam operasi bisnis mereka dandalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan mereka atas dasar sukarela.
3.  Ricky W. Griffin dan Michael W.Pustay menyebutkan bahwa CSR adalah kumpulan kewajiban organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat di mana organisasi berada
4. Ada juga mengatakan bahwa tanggung jawab sosial pelaku usaha adalah komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan hak dan kewajiban sosial terhadap lingkungan sosialnya sebagai kerangka menciptakan masyarakat peduli (Caring Society) dan kemitraan.(Bambang Wahyutomo,2003)
Dari beberapa definisi di atas bila ditilik lebih jauh sebenarnya terkandung inti yang hampir sama, yakni selalu mengacu pada kenyataan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting dari strategi bisnis yang berkaitan erat dengan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. Di samping itu, apa yang dilakukan dalam implementasi dari tanggung jawab sosial tersebut tidak berdasarkan pada tekanan dari masyarakat pemerintah, atau pihak lain, tetapi berasaldari kehendak, komitmen, dan etika moral dunia bisnis sendiri yang tidak dipaksakan. Contohnya adalah : bertanggung jawab terhadap investor  untuk memaksimalkan pekerja, konsumen, profit, dan aspek bisnis lainnya

  • BENTURAN TERHADAP KEPENTINGAN MASYARAKAT

Proses produksi sering menghadirkan benturan kepentingan antara masyarakat dengan perusahaan.  Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara, air limbah, suara bahkan mental kejiwaan). Diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik (dengan menerapkan AMDAL) agar masyarakat sebagai pemilik faktor produksi tidak merasa dirugikan.

Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam mejalankan suatu tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
1. Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi perusahaan. Sehingga pengelolaan lingkungan dan sumbangan kepedulian kepada masyarakat sekitar seringkali diabaikan.
2. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang menjadi aspek pendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis Pancasila, Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.

Dorongan tanggung jawab sosial:
Klasifikasi masalah social yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab social pada sebuah bisnis sebagai berikut :
1. Penerapan manajemen orientasi kemanusian
   Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku,keras, zakeliyl ( saklek ) , birokratik, dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-berbelit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pahak lain yang berhubungan kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar (pelanggan,masyarakat umum)
  Penerapan akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara pelaku bisnis dan pihak luar secara rinci, manfaat tersebut adalah :
   Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja
   Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipasif.
        Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyaman kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
   Peningkatan mutu produksi yang diadakan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan
   Kepercayaan konsumen yang meningkatkan dan merupakan dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.

2.  Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
  Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkunganya banyak dipengaruhui oleh proses produksi. Sebagai contoh maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industry perkayuan. Perburuan kulit ular yang diperuntukan industry kerajinan kulit. Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar. Sehingga akan timbul tanggung jawab perusahaan kepada kelestarian lingkungan.

3.  Penghematan energy
   Pengurasan secara besar-besaran energy yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak,batubara dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakanya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut. Yang dapat disebut dengan sumber energy alternative diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya,nuklir,angin,air serta laut.

4.  Partisipasi pembamgunan bangsa
  Kesadaran masyarat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.

5.      Gerakan konsumerisme
 Awal perkembangannya tahun 1960an di Negara barat yang berhasil memberlakukan undang-undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek,mulai dari perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi para petugas reparasi alat rumah tangga.sehingga konsumen merasa terlindungi dan konsumen akan semakin percaya pada produk – produk yang beredar di sekitarnya
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
    Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
    Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
      Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
      Pelayanan purna jual yang lebih baik.
   Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.   

  • Etika bisnis 


Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab social suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.

A.    Hubungan antara bisnis dengan kosumen
     Merupakan hibungan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.biasanya mengenai kualitas suatu produk yang diperdagangkan seperti kualitas produk, kemasan cara promosi, dan layanan purna jual.

B.     Hubungan dengan karyawan
       Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan ( recruitmen ), latihan ( training ), promosi, transfer, demosi maupun pemberhenti ( termination ). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalan secara objektif dan jujur.

C.     Hubungan antara bisnis
         Pemberian informasi hubungan yang terjadi diantara perusahhan, baik perusahaan kolega,pesaing,penyalur,grosir maupun distributornya.

D.    Hubungan dengan investor
        Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupu calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghimdari pengambilan keputusan yang keliru.

E.     Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
      Hubungan dengan lembaga keuangan, terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Pelaksanaan tanggung jawab social merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan etika bisnis adalah maksud dari konsep stakcholder yang berlawan dengan konsep stockholder.

  • Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis


      Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.
         Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah sebagai berikut :

      a.     Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.

     b.      Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.

     c.       Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang lainnya.

     d.      Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
   masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.

    e.       Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.


 Sumber:
http://firyalekaagustya.blogspot.com/2012/01/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu.html
http://ayuradu.blogspot.com/2013/11/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
http://dwisetiati.wordpress.com/2010/12/20/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/
http://wahyudanu93.blogspot.com/2012/01/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu.html

Jumat, 14 November 2014

BAB 12 TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN ; Keuangan Perusahaan, Estimasi

BAB 12 TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

  •     Pengertian

Teknik analisis meramalkan kas perusahaan adalah teknik untuk mengetahui keadaan sehat atau tidaknya kas pada perusahaan di masa mendatang ataupun sekarang.
Teknik ini digunakan untuk :
·         Menilai apakah kinerja perusahaan sesuai dengan target umum perusahaan itu sendiri dan harapan investor
·         Mengestimasi dampak dari perubahaan operasi Estimasi Penjualan
·         Mengantisipasi kebutuhan pedanaan perusahaan dimasa depan
·         Menentukan rencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham

  •     Keuangan perusahaan

Keuangan perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate finance adalah bidang keuangan yang berurusan dengan keputusan pendanaan perusahaan bisnis membuat dan alat dan analisis yang digunakan untuk membuat keputusan. Tujuan utama dari keuangan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan sambil mengelola perusahaan keuangan risiko . Meskipun pada dasarnya berbeda dari pembiayaan manajerial yang mempelajari keputusan keuangan dari semua perusahaan, bukan perusahaan sendiri, konsep utama dalam mempelajari corporate finance berlaku untuk masalah keuangan dari semua jenis perusahaan.
Penggunaan "corporate finance" istilah bervariasi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat digunakan untuk menggambarkan kegiatan, keputusan dan teknik yang menangani banyak aspek perusahaan keuangan dan modal. Di Inggris dan Persemakmuran negara, istilah "corporate finance" dan "pemodal perusahaan" cenderung berhubungan dengan perbankan investasi - yaitu dengan transaksi di mana modal dibangkitkan untuk perusahaan. Ini mungkin termasuk modal pembangunan atau perluasan akuisisi atau penjualan perusahaan swasta demergers dan pengambilalihan perusahaan publik, termasuk kesepakatan publik-ke-swasta.
Ekuitas isu oleh perusahaan, termasuk flotasi perusahaan di bursa saham diakui dalam rangka meningkatkan modal untuk pengembangan dan/atau untuk merestrukturisasi kepemilikan.Meningkatkan modal melalui isu bentuk lain dari ekuitas, hutang dan efek yang bersangkutan untuk refinancing dan restrukturisasi usaha.Pembiayaan bersama usaha, pembiayaan proyek, keuangan infrastruktur, kemitraan publik-swasta dan privatisasi masalah ekuitas sekunder, baik dengan cara menempatkan pribadi atau isu-isu lebih lanjut tentang pasar saham, terutama di mana dikaitkan dengan salah satu transaksi yang tercantum di atas.
Corporate finance menggunakan alat dari hampir semua bidang keuangan. Beberapa alat yang dikembangkan oleh dan untuk perusahaan memiliki aplikasi yang luas untuk entitas selain perusahaan, misalnya, untuk kemitraan, perseorangan, organisasi-organisasi nirlaba, pemerintah, reksa dana, dan manajemen kekayaan pribadi. Namun dalam kasus lain penerapannya sangat terbatas di luar arena corporate finance. Karena menangani perusahaan dalam jumlah uang jauh lebih besar daripada individu, analisis telah berkembang menjadi sebuah disiplin sendiri. Hal ini dapat dibedakan dari keuangan pribadi dan keuangan publik .
·     Keuangan Perusahaan di bagi menjadi 3 :
  1.     Divestasi. 

      Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru. Divestasi Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai pehaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
b.      Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Bahasa Inggris: Rights Issue) atau disingkat HMETD dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.
c      Kebangkrutan. Kebangkrutan adalah ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk membayar kreditur mereka.Kebangkrutan telah dicatat di Perjanjian Lama dan Timur Jauh.

  1. 2. Estimasi

Estimasi adalah sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan selama fase definisi , yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal ini perlu dilakukan karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah fase analisis direncanakan ulang , anda harus memeriksa estimasi dan merubah rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.
Ada 3 teknik yang digunakan untuk melakukan estimasi,yaitu :
·         Keputusan profesional
·         Sejarah
·         Rumus – rumus
Estimasi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1.      Estimasi Penjualan. Peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak manajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Estimasi penjualan memiliki hubungan yang sangat erat dengan anggaran penjualan.Selain menentukan anggaran penjualan yang terdiri dari anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran atau biaya penjualan,perlu juga menentukan anggaran produksi,biaya material , tenaga kerja dan harga pokok penjualan.Akhir dari ini adalah penentuan anggaran laporan laba rugi.Dengan demikian proses estimasi ini memiliki peran yang sangat strategis bagi manajemen perusahaan.
2.      Estimasi Produksi. Estimasi Produksi adalah anggaran penjualan yang disesuaikan terhadap perubahan persediaan. Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi. Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
·         Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
·         Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
·         Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)
3.      Estimasi Pembelian Bahan Langsung. Estimasi pembelian bahan langsung adalah pembelian barang secara langsung, baik berupa langsung maupun sistem online. estimatis ini sangat menguntungkan bagi penjual maupun pembeli. karena penjual bisa memprodukan barang daganganya dengan cara sistem online, dan si pembeli juga dapat lebih menghuntungkan dan menghematkan.
karena pembeli tidak perlu meluangkan waktu yang lama untuk datang dan pergi ke sana. Cukup hanya dengan berada di depan komputer dan memilih barang mana yang akan di belinya. lalu mentransferkan jumlah uang yang sudah tertera, dengan cara seperti itu pihak pembeli maupun pihak penjual dapat memperolehkan keuntungan.
4.      Estimasi Pemakaian Bahan Langsung adalah pemakaian bahan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai bahan baku bahan pembantu dan bahan penunjang produksi ,barang yang bisa langsung digunakan tanpa memerlukan proses terlebih dahulu, atau barang yang sudah dibeli langsung dapat dirasakan manfaatnya.
5.       Estimasi Upah LangsungUpah yang diberikan dari atasan atau manajer secara langsung kepada para pekerja setelah merekamelakukan apa yang menjadi kewajiban mereka sebagai pekerja berupa uang. Biaya manufaktur yang mudah dilacak keberadaannya dalam produk yang dibuat , misalkan ; 1unit meja belajar menyerap biaya kerja sebesar Rp. 250.000,- per unit . Selain upah langsung dalam proses produksi sering terjadi pembayaran untuk upah tidak langsung ( indirect labor ) , misalkan ; upah pemeliharaan mesin pabrik , penangan material , insinyur dan lainnya . Pos biaya tersebut masuk ke kategori biaya umum pabrik ( factory overhead). Upah langsung tersebut berupa biaya variabel ( variable costs ) . Saat ini banyak perusahaan membayar para karyawan pabriknya dengan sistem gaji tetap ( fixed salary ) per bulan .
6.      Estimasi beban fabrikase. Bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat secara nyaman diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung kepesanan, produk, atau objek biaya lain yang spesifik
7.       Estimasi Harga Pokok Penjualan. Harga pokok penjualan adalah harga yang sudah mutlak atau harga pokok barang yang di jual tanpa bisa mengalami perubahan, harga ini sudah mutlak di berikan oleh penjual kepada pembeli agar tidak terjadi negoisasi dalam penjualan barang tersebut atau dapat berarti juga sebagai ringkasan dari anggaran produksi dengan memperhatikan tingkat persediaan akhir. Data – data yang diperlukan untuk melakukan perhitungan estimasi harga pokok penjualan :
·         Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan langsung, anggaran overhead dan anggaran tenaga langsung
·         Keakuratan datanya dipengaruhi data dalam anggaran yang lain.
8.      Estimasi Beban Penjualan. Adalah beban si penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu.misalkan beban pajak, kerusakan barang-barang, apapun yang membuat perusahaan menjadi beban.
9.      Estimasi Beban Administrasi. Beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia, bagaian keuangan, dan bagian umum.Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini. Badan Penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara. Penyebab utama dari ukuran biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara adalah:
a.       Tingginya jumlah pekerja pekerjaan sementara dan tingginya laju perubahan pada pekerja pekerjaan sementara (rata-rata tahunan: 1,3 juta pendaftaran, 1,1 juta penempatan dan 15,6 juta pembayaran remunerasi);
b.      perubahan undang-undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi sektor pekerjaan sementara;
c.       penerapan sistem pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per 4 minggu), yang melekat pada penggunaan pekerja flex.
1  Estimasi Laba Rugi. Adalah laporan keuangan suatu perusahan yang menunjukan keuntungan atau kerugian. di mana semua laporan keuangan di tunjukan pada estimasi ini, karena dengan estimasi ini perusahaan ini bisa mengetahui apakah perusahaan ini mendapatkan keuntungan atau laba ataupun memperoleh kerugian.yaitu meliputi:
·         Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
·         Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
11.  Estimasi Kas. Adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada, apakah perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat dismpulkan estimasi kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.



Sumber :

Minggu, 12 Oktober 2014

BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN; Pengertian Akuntansi, Bentuk Neraca, Laporan Keuangan, Laba Rugi

BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

  • ·         Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi / entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak – pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga dapat melingkupi penganalisisan laporan yang dihasilkan oleh akuntansi tersebut.
·         Fungsi Akuntansi
1)      Menciptakan sistem akuntansi
2)      Membuat prosedur untuk mencatat, menggolongkan dan memeasukan secara singkat transaksi-transaksi perusahaan
3)      Memberikan laporan atau keterangan pada manajemen untuk penyusunan anggaran dan pengendalian aktiva dan pengambilan keputusan
4)      Menyiapkan metode dan standar untuk mengukur ongkos yang telah dikeluarkan
5)      Melaporkan data akuntansi
6)      Menafsirkan data akuntansi

  • ·         Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Akuntansi

1)      Para pemilik dan calon pemilik perusahaan
 Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui  perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
2)      Para pengelola perusahaan
 Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi pengelola  perusahaan akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi  bagi manajemen sebagai bahan analisa dan interpretasi dalam melakukan evaluasi atas kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.
3)      Para pegawai/karyawan perusahaan
 Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi ataupun bonus (jasa produksi) serta perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan  perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian pegawai pada  perusahaan.
4)      Para investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu perusahaan, untuk keamanan pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui kemampuan perusahaan yang bersangkutan agar  jangan sampai dananya terbuang sia-sia.
5)      Para kreditor
 Para kreditor seperti bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan  perusahaan yang akan diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan  pertimbangan dalam memberikan keputusan penetapan pemberian kredit. Sama seperti investor, para kreditor juga cuma mau memberikan dananya pada  perusahaan yang bonafid.
6)      Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada di negaranya, misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber  penerimaan negara dari sektor pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang  berkaitan dengan pemberian fasilitas tertentu dari pemerintah.
7)      Rekanan perusahaan
            Yang dimaksud dengan rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja sama dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya bekerja sama untuk saling mendukung dalam penyelesaian

  • ·         Prinsip-Prinsip Akuntansi

1)      Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.

2)      Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari  penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah  jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas. 3.

3)      Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan  pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini  biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya  prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar- benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa  besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun  belum kita terima selama periode berjalan.

4)      Prinsip Konsistensi (Consistency Principle) Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau  prinsip tersebut.

5)      Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan  para pemakainya

  • ·         Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”

  • ·         Isi Laporan Keuangan

Setelah transaksi-transaksi diindentifikasi, dicatat, dan diikhtisarkan, selanjutnya kita akan membuat empat laporan keuangan dari data akuntansi yang telah diringkas.

1)      Laporan laba rugi (income statement) menyajikan pendapatan dan beban serta laba atau rugi bersih yang dihasilkan selama satu periode waktu tertentu.
2)      Laporan ekuitas pemilik (owner’s equity statement) merangkum perubahan-perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik selama suatu periode waktu tertentu.
3)      Neraca (balance sheet) melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu.
4)      Laporan arus kas (statement of cash flows) merangkum seluruh informasi mengenai arus kas masuk (penerimaan-penerimaan) dan arus kas keluar (pembayaran-pembayaran) untuk periode waktu tertentu.

  • ·         Bentuk-Bentuk Neraca

1)      Bentuk Skonto (Account Form) merupakan neraca yang bentukanya seperti huruf “T”.Oleh karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula disebut dengan bentuk horisontal.

2)      Bentuk Laporan (Report form) atau bentuk laporan sering disebut juga bentuk vertikal. Dalam bentuk lapiran isi neraca disusun mulai dari atas terus ke bawah, yaitu mulai dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, komponen aktiva tetap, komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).

  • ·         Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching cocncept). Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadi beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).

  • ·         Bentuk Laporan Laba Rugi





  • ·         Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Daftar Pustaka:
Jerry J. Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. (2014). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess. (2006). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.