A.
PENDAHULUAN
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009. Terbukti,
perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan
finansial yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian Indonesia akan terus
bertambah baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang
bergejolak. Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial,
walaupun sempat terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan
sektor eksternal perekonomian Indonesia.Pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan
tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun
setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu,
SBY telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia
B. PEMBAHASAN
Pada
pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan
langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan
menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara
Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang sampai
saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Kondisi
perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.
Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian
prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara
itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17
persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah
satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan
pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir
membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia.
Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan
makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara
menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi
dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat,
masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Pada
periode ini, pemerintah khususnya melalui Bank Indonesia menetapkan empat
kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional negara yaitu :
1. BI
rate
2. Nilai
tukar
3. Operasi
moneter
4. Kebijakan
makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.
Dengan
kebijakan-kebijakan ekonomi diatas, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hampir
tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan Presiden SBY dan
selama itu pula perekonomian Indonesia boleh dibilang tengah berada pada masa
keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi
Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian
dunia yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China).
Krisis
global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan
perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika
Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang
positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
Gemilangnya
fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya yang
sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor
tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan
banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus
level 4000.
Indonesia
saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia. “Tujuan kami adalah untuk
menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis karena IMF pun memprediksi ekonomi
Indonesia akan mengalahkan Australia dalam waktu kurang dari satu dekade ke
depan,” tutur SBY dalam sebuah acara.
Banyak
sekali masalah masalah penting di jaman pemerintah jilid I dan II yang hilang
begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar kemana permasalahan itu berawal .
Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II bagaimanapun kebijakan,menteri
dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat hanya mengharapkan pemerintah dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara yang akan berpengaruh pula pada
meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia yang saat ini masih tidak ada
perkembangannya.
Ø Jumlah
Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan (2004-2013)
Jumlah
penduduk miskin terus diturunkan. Dalam tahun 2013, jumlah penduduk miskin
berhasil diturunkan menjadi 28,1 juta (11,4 persen), lebih rendah dari tahun
2004 yang masih berjumlah 36,1 juta (16,7 persen). Upaya untuk menurunkan
tingkat kemiskinan dalam 10 tahun terakhir dihadapkan tantangan yang berat.
Gejolak moneter di dalam negeri dan meningkatnya harga minyak mentah dunia pada
tahun 2005 telah mengakibatkan tekanan pada perekonomian. Langkah stabilisasi dan
perlindungan bagi penduduk miskin mampu menurunkan kembali jumlah penduduk
miskin. Selanjutnya melalui penyempurnaan sistem perlindungan sosial ke dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Program Keluarga
Harapan (PKH), subsidi beras untuk masyarakat miskin (Raskin), penyediaan dana
Bantuan Siswa Miskin (BSM), program Askeskin/Jamkesmas, dan program kompensasi
dan bersifat sementara, jumlah penduduk miskin dapat diturunkan meskipun
perekonomian mengalami perlambatan oleh krisis keuangan dan resesi global pada
tahun 2008/09.
Ø Pengangguran
2005 - 2010
Sementara,
pada masa SBY-Boediono berjanji dalam kampanye Pilpres 2009 akan membuat
pengangguran turun 5-6 % dengan cara meningkatkan peluang lapangan pekerjaan
dan peningkatan penyaluran modal usaha. Menurut BPS menunjukkan, tingkat
pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61
juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2012 sebesar 8,12 juta orang.
Angka persentase pengangguran 6,32% pada 6,8%. Angka pengangguran
diperhitungkan terus menurun, yakni: Februari 2011 mencapai 8,12 juta; Agustus
2011 mencapai 7,7 juta; Februari 2012 mencapai 7,61 juta Pada Februari 2012
jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta orang, bertambah sekitar
3 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang
atau bertambah sebesar 1 juta orang dibanding Februari 2011. Dari angkatan
kerja tersebut, jumlah penduduk bekerja di Indonesia pada Februari 2012
mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan
pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang
dibanding keadaan Februari 2011. Selama setahun terakhir (Februari
2011―Februari 2012), jumlah penduduk bekerja mengalami kenaikan, terutama di
Sektor Perdagangan sekitar 780 ribu orang atau 3,36% serta sektor keuangan
sebesar 720 ribu orang atau 34,95%.
Ø Perkembangan
Laju Inflasi Tahun 2004-2011
Dari
tabel dibawah ini dapat kita lihat bahwa perkembangan inflasi Indonesia dari
tahun 2004–2011 sangat fluktuatif namun begitu secara keseluruhan memiliki tren
yang positif. Pada tahun 2004 inflasi di Indonesia sebesar 6,4 %
Berdasarkan
data statistik yang di peroleh dari BPS di Indonesia bahwa perkembangan
laju inflasi mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011, pada
tahun 2004 IHK meningkat menjadi 792,09 persen dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar 5,1 persen (629,90). Hal ini disebabkan oleh naiknya inflasi
pada tahun 2004 dengan angka 6,4 persen. Pada akhir tahun 2004
tepatnya tanggal 26 Desember 2004, terjadi musibah gempa bumi dan tsunami yang
melanda Aceh dan sebagian Sumatera. Sehingga ini merupakan musibah
yang dialami oleh bangsa Indonesia karena kerusakan yang ditimbulkan amat parah
oleh bencana tersebut.
Dampak
dari bencana tersebut sangat berperpengaruh terhadap meningkatnya laju
inflasi hingga berlanjut pada tahun 2005, yang kemudian menimbulkan
kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005, yang
ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya.
Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan
APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM
tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang
merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup
dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar
adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%.Core
inflation pun naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia
(BI) sebagai pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif.
Inflasi
yang mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun
2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi
17,92%, bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY)
yang hanya 4,6%. Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga
simpanan di dunia perbankan.
Ø Harga
Bahan Bakar Minyak 2005 – 2013
Pada
tahun 2006 laju inflasi menjadi 6,60 persen. Sama halnya pada tahun 2006. Pada
tahun 2007 laju inflasi masih stagnan di posisi 6,59 persen, ini membuktikan
pada saat itu perekonomian indonesia dalam kondisi stabil. Pada tahun 2008
kondisi ekonomi global mengalami goncang krisis, yang berawal ketika Amerika
serikat gagal mengelola usaha properti, sehingga berdampak terhadap laju
inflasi dalam negeri yang meningkat mencapai 11,06 persen.
Pada
tahun 2009 kondisi perekonomian dunia dan khususnya Indonesia mulai menunjukkan
perbaikan dengan menurunnya laju inflasi ke 2,78 persen dan pada tahun 2010
kembali terjadi krisis ekonomi di eropa dan berpengaruh pada perekonomian
global, kondisi ini sangat berdampak terhadap Negara- Negara berkembang salah
satunya Indonesia yang sangat bergantung pada lembaga bank dunia dan IMF.
Pada saat itu menunjukkan laju inflasi Indonesia sebesar 6,78. Pada tahun 2011
indonesia berhasil mengantisipati krisis ekonomi yang terjadi di dunia dengan
kondisi ekonomi yang stabil laju inflasi pada tahun 2011 sebesar 3,78.
Ø Perkembangan
Kurs Rp/USD di Indonesia tahun 2004-2011
Salah
satu paramater perekonomian adalah kestabilan nilai tukar rupiah terhadap sejumlah
mata uang dunia. Selain inflasi, Nilai tukar (kurs) juga memiliki peran
yang penting dalam perubahan neraca pembayaran indonesia
Dari
tabel di atas dapat kita lihat bahwa, perkembangan nilai tukar daru tahun 2004
– 2011 cenderungan tidak terlalu fluktuatif. Pada tahun 2004 nilai tukar Rupiah
terhadap USD yaitu Rp 9.311/USD, sedangkan pada tahun 2005 nilai tukar rupiah
terhadap USD menguat yaitu sebesar Rp9.036/USD. Pada tahun selanjutnya tahun
2006 rupiah mengalami depresiasi yaitu Rp9.447/USD, dan pada tahun 2007 Rupiah
mengalami depresiasi yang cukup besar yaitu menjadi Rp 11.005/USD.
Meskipun
pada tahun 2007 nilai tukar Rupiah terhadap USD cukup besar namun karena
perekonomian yang berangsur membaik mampu menguatkan kembali nilai tukar, yaitu
sebesar Rp 9.466/USD, dan pada tahun – tahun selanjutnya hingga tahun 2011
nilai tukar rupiah terhadap USD cenderung stabil yaitu dikisaran Rp 9.065/USD
hingga Rp 9.879/USD.
Berfluktuasinya
nilai tukar dari tahun 2004 – 2011 dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai
dari demand – supply di pasar valuta asing, tingkat suku bunga,
pendapatan rill hingga kebijakan pemerintah yang memiliki tujuan tertentu dalam
mendevaluasi maupun merevaluasi nilai tukar.
Ø Kelebihan dan kekurangan perkembangan
ekonomi di pemerintahan SBY diantaranya
:
Kelebihan
:
- · Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
- · Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah orde baru.
- · Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
- · Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun 2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
- · Pelunasan utang IMF.
- · Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa, JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
- · Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
- · Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada tahun 2008.
- · Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
- · Perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa
Kelemahan :
- Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang terbesar sepanjang sejarah.
- Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya public.
- Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun 2004.
- Masih gagalnya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan di negeri ini.
- Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY
C. SUMBER